Dicemooh di Arab Saudi, Bintang Real Madrid Toni Kroos Dicap Munafik Usai Unggah Video Baru

Dicemooh di Arab Saudi, Bintang Real Madrid Toni Kroos Dicap Munafik Usai Unggah Video Baru

Jakarta Toni Kroos dicap ‘munafik’ karena postingan media sosial yang baru dibuatnya hanya beberapa hari setelah dicemooh di Arab Saudi.

Kroos dicemooh fans saat Real Madrid menang 5-3 melawan Atletico Madrid di semifinal Piala Super Spanyol pekan lalu di Arab Saudi. Dia juga dicemooh saat Los Blancos mengalahkan Barcelona 4-1 di final.

Penggemar sepak bola di Negara Teluk tidak menghargai kritik Kroos terhadap pemain yang bergabung dengan klub Liga Arab Saudi atau komentarnya tentang catatan hak asasi manusia di kerajaan tersebut.

Kritikan Kroos diawali saat menggambarkan kepindahan Gabri Veiga ke Al-Ahli dari Celta Vigo – setelah pemain muda itu dikaitkan dengan Manchester City dan Napoli – sebagai hal yang “memalukan”.

“Ada yang mengatakan bahwa mereka memainkan sepak bola yang ambisius di sana, namun ini semua tentang uang,” katanya.

“Pada akhirnya, ini adalah keputusan demi uang dan menentang sepak bola. Kurangnya hak asasi manusia akan menghalangi saya untuk pergi,” ujar Kroos.

Toni Kroos Sindir Penonton di Arab Saudi

Namun, usai laga semifinal, Kroos dengan sinis menulis “penonton luar biasa” di postingan Instagram. Kurang dari seminggu kemudian, Kroos dituduh memutarbalikkan pendiriannya mengenai hak asasi manusia.

Klik Disini : Data macau

Pada hari Selasa, akun resmi X Kroos memposting video orang Jerman yang mempromosikan Dubai sebagai tujuan wisata.

Dia memberi judul video itu: “Senang merasakan #DubaiForReal bersama @realmadrid.”

Pengikutnya Tuduh Toni Kroos Bersikap Munafik

Ratusan pengikut Kroos menuduh gelandang tersebut munafik, karena Uni Emirat Arab memiliki catatan hak asasi manusia yang sebanding dengan Arab Saudi.

Salah satu pengikut berkomentar: “Uang berbicara, kan? Berhentilah menjadi munafik setelah ini.”

Yang lain mentweet: “Toni Kroos jelas tidak memiliki banyak masalah dengan pelanggaran hak asasi manusia.”

Menurut Amnesty International, UEA “menerapkan undang-undang baru yang secara signifikan membatasi kebebasan berekspresi dan berkumpul.”