Langit Kelabu Anfield: Kisah Diogo Jota dan Chant yang Akan Hidup Selamanya
Langit Anfield berubah menjadi kelabu, bukan karena hujan, tapi karena duka mendalam yang menyelimuti seluruh keluarga besar Liverpool. Kabar kepergian mendadak Diogo Jota membuat stadion legendaris itu terasa sunyi, meski dipenuhi puluhan ribu suporter. Pemain asal Portugal itu bukan hanya seorang penyerang tajam, tapi juga jiwa yang dicintai, inspirasi di dalam dan luar lapangan.
Sejak kedatangannya dari Wolverhampton Wanderers pada tahun 2020, Jota langsung mencuri hati para Kopites. Bukan hanya karena gol-gol pentingnya, tapi juga semangat tanpa henti dan dedikasi penuh yang ia tunjukkan setiap kali mengenakan seragam merah. Ia tidak banyak bicara, tapi permainannya berbicara lantang.
Namun kini, suara itu terdiam. Dalam kesunyian Anfield, suara para fans justru menggema lebih keras dari biasanya. Mereka menyanyikan sebuah chant yang tidak akan pernah mati:
“Better than Figo, Diogo Jota!”
Chant sederhana namun penuh makna itu awalnya hanya candaan di antara fans, tapi lambat laun menjadi simbol cinta dan penghargaan. Chant itu bukan sekadar lelucon tentang kehebatan Jota dibanding legenda Portugal lainnya, melainkan penegasan bahwa bagi Liverpool, Jota adalah legenda mereka sendiri.
Setelah kabar kepergiannya, chant itu berubah fungsi. Dari yel-yel semangat menjadi nyanyian duka. Dari ejekan penuh tawa menjadi lagu penghormatan yang menyayat hati. Di setiap sudut kota Liverpool, mulai dari mural di Melwood, jersey bertuliskan nomor 20 yang digantung di toko-toko, hingga suporter yang menyanyikannya dengan mata berkaca-kaca — semua menjadi bukti bahwa Jota meninggalkan jejak abadi.
Klub pun memberikan penghormatan tertinggi. Nomor punggung 20 dipensiunkan, dan sebuah plakat perunggu bertuliskan nama “Diogo Jota – Forever in Our Hearts” kini menghiasi lorong menuju ruang ganti pemain.
Para pemain, dari Virgil van Dijk hingga Mohamed Salah, berbicara tentang betapa berharganya Jota di ruang ganti. Seorang profesional sejati, teman yang tulus, dan pemain yang selalu bermain dengan hati.
Langit memang kelabu di atas Anfield hari ini. Tapi di balik mendung, ada cahaya yang takkan padam — cahaya kenangan, semangat, dan cinta untuk seorang pemain yang telah memberi lebih dari sekadar gol.