Putra Carlo Ancelotti Akhirnya Menjadi Pelatih Kepala, Klub Pilihannya Mengejutkan!

Setelah bertahun-tahun berada di balik bayang-bayang sang ayah yang merupakan salah satu pelatih paling sukses dalam sejarah sepak bola, akhirnya Davide Ancelotti resmi melangkah keluar dari peran asisten dan mengambil alih jabatan pelatih kepala. Keputusan ini tentu menjadi sorotan besar di dunia sepak bola, terutama karena klub yang dipilihnya bukanlah tim elite Eropa seperti yang banyak orang prediksi, melainkan klub yang cukup mengejutkan: Stade de Reims dari Ligue 1 Prancis.

Langkah Berani Davide Ancelotti

Davide Ancelotti dikenal sebagai tangan kanan Carlo Ancelotti dalam berbagai petualangan melatih di klub-klub besar seperti Bayern Munchen, Napoli, Everton, dan terakhir Real Madrid. Meskipun hanya berstatus sebagai asisten pelatih, Davide sering disebut sebagai sosok dengan pendekatan taktis modern dan pemahaman mendalam tentang dinamika ruang ganti pemain.

Kini, di usianya yang menginjak 35 tahun, Davide mengambil langkah besar dengan menerima tawaran dari Stade de Reims sebagai pelatih kepala. Klub yang berada di papan tengah Ligue 1 ini memang sedang berupaya membangun ulang identitas permainan mereka, dan kehadiran sosok muda dengan pengalaman di klub-klub top dunia menjadi bagian dari strategi jangka panjang mereka.

Mengapa Stade de Reims?

Pilihan Davide untuk melatih Reims mengejutkan banyak pihak karena sebelumnya ia sempat dikaitkan dengan beberapa klub Serie A, bahkan disebut-sebut sebagai calon pelatih masa depan AC Milan atau Napoli. Namun, keputusan ini menunjukkan bahwa Davide lebih memilih jalur pembuktian dari bawah ketimbang langsung menangani klub besar dengan tekanan luar biasa.

Reims sendiri merupakan klub dengan sejarah panjang di Prancis, namun dalam beberapa dekade terakhir mereka lebih sering menjadi tim pengisi kompetisi tanpa ambisi besar. Dengan datangnya Davide Ancelotti, manajemen klub berharap bisa membangun tim yang kompetitif, progresif, dan berdaya saing tinggi di Ligue 1.

Dukungan Sang Ayah

Carlo Ancelotti, yang kini tengah memasuki masa akhir kontraknya bersama Real Madrid, menyatakan dukungan penuhnya terhadap langkah Davide. Dalam beberapa wawancara, ia kerap menyebut bahwa putranya memiliki kualitas untuk menjadi pelatih kepala dan hanya tinggal menunggu waktu yang tepat.

Carlo bahkan menyebut bahwa Davide adalah “lebih cerdas dan lebih modern” dibanding dirinya dalam aspek taktik dan metode kepelatihan. Dengan modal pengalaman bersama tim-tim elite dan pendekatan profesional, Davide diharapkan mampu menunjukkan kelasnya di panggung utama sebagai pelatih utama.

Tantangan di Depan Mata

Menjadi pelatih kepala untuk pertama kalinya tentu bukan hal mudah, terlebih di kompetisi seketat Ligue 1 yang dihuni oleh tim-tim kuat seperti PSG, Marseille, Lyon, dan Lille. Davide harus bisa membangun sistem permainan yang sesuai dengan karakter pemain Reims, sambil menghadapi tekanan media, ekspektasi fans, dan tentu saja tantangan taktis dari lawan-lawan tangguh.

Namun, melihat rekam jejak dan karakternya yang tenang namun penuh analisis, banyak yang optimistis bahwa Davide bisa membawa warna baru di Ligue 1, sekaligus membuktikan bahwa ia tak sekadar “anak dari Carlo Ancelotti,” melainkan sosok pelatih masa depan dengan identitasnya sendiri.

Penutup

Langkah Davide Ancelotti menjadi pelatih kepala adalah awal dari babak baru dalam karier sepak bolanya. Dengan klub pilihan yang tidak biasa namun penuh potensi, dunia sepak bola kini menanti kiprah pelatih muda ini di panggung utama. Mampukah ia menorehkan jejak kesuksesan seperti sang ayah? Waktu yang akan menjawab. Namun satu hal pasti: dunia sepak bola kini memiliki satu Ancelotti baru yang layak untuk diperhitungkan.

Baca Juga: Pembukaan Meriah Piala Presiden 2025: Diwarnai Suara Emas Lyodra hingga Aksi 2.200 Anak Juggling Bola